Blogs

Ha…ha…haa.. “Cita-cita Giharu cita-cita Jokowi, Oyei, Jokowi BEJO!” (pengertian kata “Jokowi” adalah “sederhana” kalau menunjukkan pribadi dibuat miring). Aku sengaja memakai kata Jokowi dalam artikel ini, karena aku adalah orang yang larut dalam euforia hidup Jokowi yang kutulis dalam The Simple Life Trilogy atau memang sekarang sedang musim kampanyekah? Ya, terserah-lah mana yang baik menurut pembaca, bagiku itu bukan soal karena Giharu bukan orang politik, bukan pengamat dan bukan siapa-siapa, kecuali sebuah konsep hidup Jokowi yang memang adalah muatan perjuanganku dalam buku.

Mana yang ada kebetulan dalam hidup ini. Jokowi dihadirkan bersamaan dengan bursa pemilihan kepala negara dan perjuangan Jokowi yang kulakukan hampir sama dengan penyenang kehidupan Jokowi lainnya.

 
Mengapa Perlu Jokowi Dalam Tata Negara?
Lihat presiden yang lama dengan gaya. Lihatlah sasakan ibu negara atau istri pejabat negara ini? Geudeee…nya minta ampun, sasakan dan sanggul yang besar dalam balutan pakaian modern seperti mewakili nyonya-nyonya Menteng, padahal mayoritas rakyat yang dipimpinnya kebanyakan adalah para nelayan, petani dan orang-orang ndeso dan gunung seperti aku ini.

Sudah terlalu lama negara ini hidup seperti gasing gila, bukan hanya anak manusia yang perlu duduk diam dan merenung, menyadari kekuatan kosmik jahat dalam diri; negara juga perlu retreat. Jokowi hadir memberi peringatan kepada ibu-ibu bersasak. “Jangan kau tinggikan lagi sasakmu! Jangan kau lewati lagi rakyat dengan sepatu kilat.”

 
Orang Politik Perlu DiJokowikan Semua
Politik, Huh! Sudahlah kalau kita bicara bisa sampai stroke, capek. Sudah saatnya Jokowi membawa pembaharuan dalam gaya perpolitikan di negara ini. Memakai cara-cara Jokowi yang sangat biasa. Para politikus yang menjajakan obat penyumbat mencret versi cepat, Jokowi memakai daun jambu klutuk dan sapaan, “Le, opo yang bisa aku bantu?” Cara-cara Jokowi dianggap kuno dan memalukan harga diri padahal cara-cara mereka-lah yang sudah usang, tidak keren dan membosankan. Politik sarat dengan uang, Jokowi jauh dari harta. Itu sudah jelas dan kita yakini Jokowi pasti menang, karena cita-cita Jokowi adalah cita-cita keabadian.

 
Jokowi-Giharu Rembulan Satu Poros
Giharu tidak bisa lepas dari Jokowi. Jokowi adalah Giharu dan Giharu adalah Jokowi, itu sudah jelas. Itu bukan tentang Giharu sudah menjadi Jokowi atau Jokowi sudah terimplementasi dalam Giharu, ini masalah penemuan hidup yang terus diperjuangkan dan jangan memperdebatkan Jokowi apabila melihat Giharu memakai sepatu bertumit ala artis atau tetap mau makan kue tepung segitiga dari Amerika. Jokowi itu bukanlah hasil tetapi proses dan Jokowi hadir bukan untuk memusnahkan suatu penemuan yang kita mutakhir-kan. Jokowi hadir memperhalus dan mengetamnya agar semakin selaras dengan alam.

PENTING! INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. PELAJARI SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN