Blogs

TULISAN ADALAH LENTERA JIWA {THE WRITING IS LANTERN OF THE SOUL}

Post Writing

Lentera Jiwa

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Sebelum tutup tahun-2017, sebagai penulis aku ingin meminta maaf karena setelah aku tinjau kembali banyak tulisanku yang kehilangan huruf dan kata sehingga kehilangan makna. Banyak kalimat yang kehilangan makna sehingga kehilangan sebagian atau keseluruhan keutuhan. Banyak juga tulisan dari miskonsepsi dan mispersepsi, pikiran tidak runut dan tuntas.

Seperti dulu pertama kali situs ini dipublikasi, aku menulis artikel perdana berjudul “Berkah Dalem” dan mengatakan di sana berharap penjelajah tidak tersesat di dalam rumah pikiranku serta menemukan jalan pulang yang lebih terang. Dari dulu aku sudah ingatkan pembaca jangan ikuti aku! Aku bukan orang yang tepat untuk diikuti karena aku menyadari semua ini hanyalah sebuah proses.

Mengikuti sebuah proses perlu kesiapan, kalian akan ikut guling-guling loh denganku (*_*). Aku takut menyesatkanmu dan membuatmu kehilangan pegangan asli yang telah diberikan Tuhan kepadamu. Aku akan merasa berdosa sekali bila mengetahui saat aku ‘telah berdiri’ kau masih ‘guling-guling’ sendiri akibat tulisanku.

Aku tidak ingin “merusak” dirimu akh..kelihatannya kurang cocok kata “merusak”. Hmn.. mungkin aku tidak mau campur dengan prosesmu ..juga masih kurang tepat karena kita saling berproses. Lupakan! Jadi jangan ikuti aku! Dengan aku mengatakan jangan ikuti aku artinya aku dan kau membebaskan dirimu kapan saja datang ke situsku saat kau butuh. Jadi ukurannya adalah kebutuhanmu bukan kebutuhanku. Kalau datang karena aku tok tok maka kau menjawab kebutuhanku. Dengan demikian kau akan terus memberi peluang agar tulisanku menjadi mutiaramu. Bayangi menakjubkan bukan ketika kau sedang butuh sesuatu untuk menghadapi kebuntuan terus kau ditemukan satu tulisanku, tulisanku bisa menggubahmu pada detik itu juga ke arah lebih baik. Tulisanku yang mengejek dan kebetulan terkait kasusmu menjadi tidak mudah merusak suasana hatimu karena kau butuh.

Analogikan saja kau baru kecopetan di suatu daerah yang tidak kau kenal pada malam hari, eh tiba-tiba kau ketemu uang cepek di jalan. Kalau kebutuhanmu memang uang maka tulisanku akan menjadi uang membiayai perjalananmu pulang. Kalau polisi yang baik hati adalah tulisanku yang kau temukan ia akan mengambil ketakutanmu dengan memberimu tumpangan dan mengantarmu ke rumah. Biarkanlah kehadiran tulisanku hadir pada saat kau membutuhkannya.

Kalau kau membuntutiku maka kita akan sama-sama kehilangan kebebasan. Notifikasi lama-lama akan membuatmu jenuh. Percayalah padaku soal ini: semua punya masa kadaluarsanya. Aku sudah lewati. Aku bukan artis hanya seorang penulis. Jadi aku juga mau minta maaf sekalian kepada kawan-kawan yang sudah registrasi ke situsku hingga hari ini sudah memasuki angka 6.000 yang satu pun belum pernah aku masukkan ke dalam tulisan berlangganan (Newsletter) karena memang tulisan berlangganan itu tidak ada. Akhirnya aku memutuskan tidak menjalankannya karena aku takut bosan bukan kalian yang bosan haaaa…

Soal tulisanku mampu melukaimu atau melegakanmu aku tidak begitu fokus kasarnya tidak peduli. Dalam hal ini jangan terlalu mempercayai tulisanku. Kau mungkin terjeblos dalam jurang gara-gara membaca tulisanku misal kau jadi nekad kawin lari, orang tuamu stres sakit dan meninggal mohon bebaskanlah tulisanku. Sebagai orang dewasa yang mengerti tentang konsep mengambil-melepas dan konsep bantu-membantu maka kita masing-masing bertanggung jawab pada diri sendiri! Kalau merasa terluka maka kau harus menemukan obatmu sendiri, kalau merasa pusing maka kau menemukan pelariannya.

Aku suka gaya begini antara penulis pembaca saling membebaskan. Ada sebuah ruang yang selalu kita biarkan tetap menjadi misteri. Dari misteri arti hidup terus dicari.

Jadi sekarang aku katakan yang sejujurnya bahwa tulisan adalah lentera jiwaku. Kalian mengerti tidak maksudku kalau tulisan adalah lentera maka tulisan adalah proses jiwaku. Kebutuhanku bukan kebutuhanmu dari sisiku. Sangat sah dikatakan bahwa semua tulisanku adalah proses jiwaku mencari terang. Hapus dalam pikiranmu aku sedang berada di sebuah daerah yang tidak kukenal sehingga membutuhkan terang. Aku ambil prosesku dan kau ambil prosesmu itu maksudku. Proses menghadapi sesuatu, proses menyikapi sesuatu ya..proses proses…

Inilah proses inilah apa adanya inilah tulisan-tulisanku. Sekali lagi maafkan diriku ya..

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.