Pelipur’s

FacebookTwitterLinkedInShare
 

icon_petunjuk icon_alat bantu icon_kontrak icon_sertifikat icon_anggota gerakan_malova icon_pelipurs1 icon_program                icon_berkah dalem

Kehausan Pengetahuan

Seorang adik bernama Tresna sedang memasuki ruang perpustakaan yang pengap, buku-buku yang tersedia sudah syukur ada walau tak seberapa, mengharap buku baru jangan. Koran-koran dan majalah lawas dari sumbangan yang bingung mau diklasifikasikan jenis buku apa teronggok dalam kardus yang entah mau dibuang atau mau diapakan tidak jelas. Sisanya, buku-buku yang sudah tidak relevan dengan zaman berpikir berimbang. Perpustakaan yang malang menanti Pelipur’s yang baik hati, membagi secercah harapan lewat pengetahuan.

 
Pelipur’s
Pelipur’s adalah program Peduli Perpustakaan Sekolah, untuk menyokong cita-cita Gerakan Sastra Indonesia (GSI) membebaskan pengetahuan dengan mendaratkan buku-buku berkualitas di perpustakaan sekolah berdana terbatas. Program Pelipur’s juga merupakan dukungan saling terkait terhadap program-program lain dalam Divisi Sastra dan Buku, misalnya lewat Progam Sastra Sedang Bicara (SSB). SSB memotivasi gerakan Indonesia membaca dan menulis lewat sastra sehingga dukungan buku-buku dari Pelipur’s benar-benar bisa maksimal bermanfaat.

Pionir dari program Pelipur’s adalah buku-buku hasil karya Giharu. Giharu dengan komitmennya yang sangat besar untuk membebaskan pengetahuan akan terus memberikan tulisan yang berkualitas untuk memberi nutrisi pada pikiran dan ke depannya secara perlahan Pelipur’s juga akan didukung buku-buku yang diterbikan Divisi Sastra dan Buku lewat YPG.

 
Prihatin dan Sangat Prihatin
Pelipur’s tercipta berdasarkan pengamatan penulis dengan kondisi perpustakaan sekolah di negeri ini yang sangat memprihatinkan. Giharu mengajak agar semua pihak turun tangan agar pengetahuan mudah diakses. Hal ini menurut analisa penulis terjadi karena beberapa hal, seperti:

  • Buku Belum Terintegrasi Visi Sekolah. Masih sangat banyak sekolah yang belum fokus mengisi perpustakaan dengan buku-buku berkualitas karena sekolah masih berasumsi sumber pengetahuan utama dan pertama adalah buku pelajaran.
  • Melulu Mengaitkan Kapital. Sekolah sama seperti pihak-pihak yang mempunyai pemikiran antara tidak bisa keluar dari masalah dan niat tidak mau keluar dari masalah, selalu memakai keterbatasan anggaran sebagai kendala.
  • Buku-buku Berkualitas Mahal. Industri perbukuan menjadi rantai bisnis yang sangat menggiurkan dan alhasil hanya sekolah-sekolah mahal yang mampu membeli buku-buku yang bagus.
  • Minat Baca. Membaca dan menulis belum ditumbuhkan oleh sekolah dengan maksimal padahal lewat membaca dan menulislah jendela dunia terbuka.

 
Arti dan Lambang Logo Pelipur’s
Abu-abu: Melambangkan dasar tujuan yang benar
Permata: Melambangkan harapan, ilmu pengetahuan seperti sebagian bintang yang jatuh
Kata kuat: “Perpustakaan Harus Menjadi Tempat Yang Paling Menyenangkan”

 
Tujuan

  • Menjadi mitra perusahaan dan lembaga lain yang mempunyai konsentrasi pembangunan masyarakat desa lewat buku dan sastra.
  • Sebagai wadah bagi putra daerah yang telah berhasil agar turut memberi sumbangsih untuk sekolah-sekolah di sekitar tanah kelahirannya dan dalam lingkup lebih kecil bagi almamater agar ikut berpartisipasi dan sebagai penghargaan kepada sekolah tempat mereka belajar dulu.

 
Fokus Pelipur’s
Fokus Pelipur’s perpustakaan sekolah dengan dana minim yang berada dalam lingkaran program kerja YPG. Sekolah yang masuk dalam Pelipur’s sementara hanya sekolah tingkat “SMA sederajat”. Sekolah yang menjadi prioritas adalah:

  • Prioritas pertama: Sekolah-sekolah di perbatasan Indonesia
  • Prioritas kedua: Sekolah-sekolah di provinsi luar Jawa Bali
  • Prioritas ketiga: Sekolah-sekolah di daerah kelurahan atau kecamatan