Blogs

PENGERTIAN BAGAIMANA IMPAS BERKERJA DALAM HIDUP AKAN MENGISTIRAHATKAN JIWA YANG TERUS MENCARI {UNDERSTANDING HOW BREAK-EVEN WORK IN LIFE WILL REST THE SOUL CONTINUES TO SEEK}

Post by Giharu

Impas

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Hidup katakan tidak adil namun hidup adalah impas. Kehidupan yang harus dibayar oleh kematian adalah penggenapan yang impas untuk menyatakan sebuah kemenangan atas ketidakadilan. Kalau ketidakadilan sudah terbayar oleh kematian lalu mengapa keadilan terus dicari?

Aku terus mendalami pemahaman konsep impas sejak konsep itu timbul (lihat Cerpen “Jemput“). Penemuan saling mengimpasi memberiku banyak pengertian baru tentang apa yang aku lawan selama ini: Aku melawan ketidakadilan dengan menciptakan kondisi yang berefek ‘psikologis terbalik’ terhadap pemahaman umum dengan cara-cara elegan—mengembalikan 90% hasil penjualan buku-buku untuk pekerjaan semesta untuk mencundangi kekuatan uang. Negatif dibayar positif menjadi impas.

Selain itu juga, aku mulai berpikir yang lain dan jangan salah artikan aku akan berhenti memperjuangkan niat-niat baik yang sedang dilakukan saat ini bersama relawan, yang kupikir itu tentang perlawananku terhadap kefanaan, melepas lebih dini komponen kesementaraan (aku sudah menuliskannya dalam sebuah esai untuk mengenang sahabat yang dipanggil Tuhan “Ternyata Hidup Bisa Mati“, esai No. 37) bahwa nanti akan menyerah pada kematian tubuhku sendiri. AHA! Inilah rupanya yang dimaksud impas!

Aku mulai tidak mempercayai teori hidup itu tidak adil. Kerapuhan manusia-lah yang menyebabkan cadangan kemampuan manusia untuk menerima segala situasi minus. Penyelesaian masalah pun membutuhkan waktu. Pernyataan ini akan melukai para pencari keadilan yang terus berjuang hingga kini. Hal ini juga tidak menegasi ketidakadilan yang masih terjadi di muka bumi. Jangan ragukan, hatiku ada di sana bersama kalian hai pencari keadilan.

Mungkin memang takdirnya manusia memperjuangkan keadilan agar keselarasan menyelimuti muka bumi dan kesemena-menaan enyah. Seperti pagi membasuh malam membawa pada kesempurnaan. Manusia adalah secercah cahaya Sang Khalik yang dilontarkan ke bumi yang adalah sempurna.

Impas merupakan wilayah semesta mendidik manusia. Dengan mengimpaskan, semesta mengambil peran memberi rasa adil dalam proses kehidupan yang tidak adil dan sebaliknya memberikan beberapa kesulitan atau hambatan atas perbuatan buruk yang telah dilakukan. Impas adalah keadilan yang paling sejati dan yang paling manusiawi bisa diterima akal manusia.

Pemikirannya dua sisi kehidupan bukan lagi untuk saling menyeimbangkan tetapi saling mengimpaskan. Saya menduga Yin-Yang dalam titik hitam putih adalah untuk saling mengimpaskan dan bukan saling menyeimbangkan. Konsep keseimbangan sangat awang-awang ‘hal ini seperti mendorong melakukan sinkronisasi proses kehidupan’ seperti yang kita lakukan pada data-data di antara dua server, bagaimana mungkin? Ini yang mungkin menyebabkan manusia terus mengejar dan mencari. Saat belanja empat butir telur di pasar bisa saja dua butir busuk namun suatu hari entah kapan mendapat kiriman sekotak mangga. Kerugian sudah tergantikan dalam bentuk lain. Bahkan kegembiraan yang masih bisa diterima dari peristiwa sepele telah mengimpaskan dua butir telur yang busuk.

Setiap pagi masih bisa bangun menyaksikan matahari terbit akan mengimpasi satu hari pencarian namun masih dapat merasakan kehangatannya dengan perasaan damai akan memberikan impasan dobel dalam hari itu.

Baru saja ada berita seseorang ketinggalan uang 200 juta di taksi namun dikembalikan oleh pengemudi, ternyata ia membayar 100 ribu untuk argo yang hanya 17 ribu—saling mengimpasi. Akan tetapi apabila perbuatan baik mendapat pengembalian buruk itu lebih dikarenakan untuk mengimpasi keburukan yang pernah kita lakukan pada masa lalu.

Tanpa kita sadari setiap hari kita sudah menerima begitu banyak hal telah impas. Pengetahuan ini akan menjadi rumus untuk merangkai kebahagiaan dalam hidup dan jangan bicara lagi seperti seseorang yang kehilangan harapan karena keberhasilan belum diraih apalagi menaruh dendam terhadap ketidakadilan.

Pengertian impas dalam hal buruk mengimpasi yang baik dan baik mengimpasi yang buruk, akan mengistirahatkan jiwa yang terus mencari: resolusi yang belum tercapai. Tahun 2016 mengganti tahun 2015 adalah untuk mengimpasi satu tahun kehidupan. Kehidupan bukan hanya butuh roda tetapi yang paling penting butuh mesin. Semangat manusia adalah mesin ‘motor’ mendapat kesempatan diperbarui dengan adanya pergantian tahun sehingga motor terus mendapat pelumas agar berjalan prima namun tetap butuh sensor.

Sensor akan mendapat ketajaman bagi jiwa yang sudah merasa impas.

Manusia hakikatnya adalah makhluk yang sangat tradisional, bertahan dari bumbu dan asap dapur dari para pendahulu, dari ritual, kebiasaan dan budaya dan hal-hal sederhana. Berbahagialah senantiasa karena takdir manusia adalah bahagia.

Bagi kita semua yang belum meraih mimpi-mimpi, orang-orang kecil dan semua pihak yang mendapat ketidakadilan, jangan berkecil hati. Kalau sampai suatu kematian belum bisa menyelesaikan maka ingat nanti kematian diri yang akan membayar impas.

Selamat Tahun Baru 2016: Selamat Memasuki Tahun Impas Baru.

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.