Petaru Htl. Indraloka
Jika angin masih bertiup berarti pengharapan di tengah sawah dan ladang masih hidup. Kemudian, selama masih ada masa menanam maka akan masih ada masa menuai. Panenan yang terlalu berlimpah memang sangat menggembirakan namun selalu terselip penderitaan di dalam kegembiraan. Kesusahan yang timbul dari penghargaan yang anjlok pada semusim dan gudang-gudang yang kelimpungan adalah hasil dari sesuatu yang dikerjakan mungkin dengan sangat terkendali dan penuh dengan antusiasme mata uang namun setahap demi setahap akan menjaga momentum keindahan tidak terlalu cepat berlalu.
Karena hujan hanya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain oleh karena permainan angin—tidak ada yang tidak mungkin kalau dikerjakan terus-menerus dan percaya bahwa segala sesuatu hanya bagaimana cara memandang sebuah puncak gunung. Semakin cepat tiba di puncak maka secepat itu pula album kenangan akan bertutur.
Setahun lalu aku mendesain Program Petaru (Pendukung Cita Giharu), sebuah gerakan untuk mengakomodasi keterlibatan dari pihak-pihak yang ingin masuk dalam cita-cita pro semesta lewat pengembangan dan penguatan jaringan distribusi buku-buku YPG dalam bentuk sebuah ‘ruang baca’ yang mengalir dan langsung dapat diakses ‘dibeli’ oleh lingkaran koneksi mitra yang bergabung. Karena buku-buku YPG tidak dijual di toko umum maka aku harus berpikir keras mencari substitusi lain untuk mempermudah publik mengakses buku-buku YPG.
E-book memang adalah cara yang paling efektif bagi perjuangan YPG namun karena ada nasib percetakan kecil yang mau kami bela maka aplikasi e-book belum akan diluncurkan dalam waktu dekat. Mudahan semua berjalan lancar.
Pun tiada usaha ekstra bahkan tiada usaha sama sekali mempromosikan program Petaru karena terkait belum ada karyawan yang membantu maka secara dengan terharu aku mengumumkan bahwa sampai pagi ini telah bergabung tiga wanita hebat sebagai Petaru Giharu. Mereka mewakili individu-individu yang termotivasi karena kekuatan hati yang digerakkan oleh semesta dan bukan karena Giharu. Apalah arti Giharu tanpa cita-cita? Cita-cita itu bisa turun dan diwariskan karena seizin semesta. Mereka adalah Petaru Hiang, Petaru Maryah dan Petaru Monalisa.
Baca juga Apalah Arti Giharu Tanpa Cita-cita.
Dan beberapa minggu lalu, aku memasang rak buku serta mendirikan sebuah banner Petaru di Hotel Indraloka Temanggung. Rak buku terbuat dari bambu yang bisa dibongkar pasang dengan mudah, sangat minimalis dan fungsional. Rak bambu ini merupakan hasil karya relawan Lestiyono, seorang mahasiswa ISI Yogayakarta semester 5 dan asli putra Temanggung. Tanpa pernis bersama serat-serat yang masih mencuat menyatakan yang begitu apa apanya menyimpan kekuatan yang lebih sejati.
Terima kasih kepada Ibu Naniek dan Pak Budi, pemilik hotel yang telah berkenan menghadirkan Hotel Indraloka sebagai Petaru Indraloka, petaru pertama dari sisi bisnis; persis yang diharapkan cita-cita sederhana meraja di tempat kesederhanaan lahir. Aku selalu percaya setelah ada yang pertama maka akan hadir yang kedua, keseratus dan seterusnya seperti deret bilangan asli yang tidak mempercayai angka akhir.
Juga terima kasih kepada relawan Lestiyono yang telah berjerih payah menghasilkan sebuah karya yang apa adanya namun tidak menghilangkan esensi.
Silakan klik untuk informasi lain tentang Petaru.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. PELAJARI SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN |
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.