Serangan Balik
Twitter, Facebook, Google dan Amazon membungkam Trump adalah tindakan yang SATOL [SALAH TOTAL] dan BOTOL [BODOH TOTAL]. Platform mereka dalam risiko kehancuran. Setelah tulisan ini turun tinggal hitung waktu, kita tunggu mereka akan baik-baik saja, akan semakin berjaya atau segera bubar.
Twitter yang paling berisiko karena karakteritik penggunanya untuk politik, dia tidak akan bertahan lama karena Twitter tidak dipakai untuk jualan seperti di FB dan IG. Twitter juga punya kompetitor Parler yang sekarang naik daun gila-gilaan sejak Parlor juga diban oleh Google dan Amazon. Aku belum bisa masuk ke Parlor, lewat bing dan duck duck juga tidak berhasil. Perkiraanku mereka akan buka kembali setelah 20 Januari 2020, inagurasi Biden.
Sesuatu yang dibangun bertahun-tahun akan hancur dalam semalam [Mother Theresa]. Saham twitter jatuh 14% di lantai bursa. Ketik saja “Twitter” langsung muncul “Twitter Stock Crash”. Facebook rugi $34 Milyar dalam sehari pasca nge-ban Trump.
Era kejayaan medsos akan memudar menurutku dan diganti yang lebih ringan dan privat yang modelnya seperti group chat getu. Telegram punya harapan besar apabila ia kembangkan sedikit lagi.
Alasan ketidaksetujuanku terhadap tindakan mereka karena:
Pertama, mereka MUNAFIK. Mereka masih belum mampu mengurusi hastag, video, teks kekerasan yang berkeliaran di sistem mereka, tetapi kok sok sekali. Cek saja sendiri. Sudah bertahun-tahun grafis kekerasan bertengger di sana. Ingat tidak ucapan HRS yang mau memanggal kepala pendeta dibiarkan begitu saja, aku belum cek lagi apa masih ada tidak di YT.
Kedua, mereka tidak INDEPENDEN dan KONSISTEN. CEO-nya melanggar aturan mereka sendiri karena itu harusnya ranah netizen memberikan laporan dan kalau laporan itu pun sudah masuk ke meja mereka tetap saja menunjukkan para CEO itu tidak bisa independen.
Ketiga, mereka melebihi konstitusi. Bayangi betapa bahayanya kalau konstitusi saja kalah dengan mereka.
Keempat, mereka menciptakan PRESEDEN berbahaya, itu menakutkan untuk masa akan datang tentang kebebasan berpendapat dan berpolitik di seluruh dunia. Turki, German, India, Autralia sudah mengatakan akan nge-ban Twitter. Indonesia kapan? Sebenarnya dari dulu twitter telah menjadi problematik di setiap negara terlebih saat pemilu tiba. Dalam negeri setiap negara ribut setengah mati, kacau karena Twitter. Para sipil ditangkap karena kecepatan jari dari otak, tetapi rata-rata rakyat menentang penutupan Twitter dan kukira warganet Indonesia juga tidak setuju. Momentum ini akan dipakai habis-habisan khususnya negara-negara yang tidak punya kebebasan berbicara punya alasan untuk ban Twitter. Warga yang hidup di negara tanpa hak berbicara akan rugi karena semakin memperlambat terciptanya demokrasi.
Kelima, mereka MENCAMPURADUKKAN politik ke dalam bisnis. Dalam hal ini mereka bisa dikatakan memakai akun kita secara tidak langsung untuk kepentingan pribadi mereka. Apakah mereka sadar akan hal itu? Semua bisa hilang dalam sekejap tetapi presiden junjungannya tidak bisa menggantikan 1 Milyar akun. Mereka mungkin belum dengar kabar Bukalapak yang sudah kolaps hanya gara-gara omongan Zaky pendirinya yang dianggap merendahkan Jokowi. Saat itu sedang masa pemilu, tensi semua orang sedang sangat tinggi. Maka pendukungnya akan menghabisimu.
Nasihatku jangan sekali-kali main politik dan sara dalam bisnis! Kecuali dari awal kau mengatur bisnismu hanya untuk kelompokmu, silakan berkoar-koar seenak perutmu!
Keenam, aturan dan panduan mereka tidak bisa dipercaya karena banyak akun-akun palsu dan robot yang sengaja dibiarkan. Lonceng notifikasi bisa dimatikan sengaja untuk channel yang dianggap sensitif. Mereka memakai kelengahanmu dengan sengaja memunculkan kembali video iklan yang telah dikasih tanda jangan direkomendasi/tolak. Mereka tidak menghormati privasi dan hak pengguna dan pengguna hanya alat bagi mereka.
Segera beralih ke platform yang lebih independen, adil dan bermartabat. Telegram, Viber, Line adalah platform yang bisa dipakai untuk menggantikan Whatsapp, Chrome sangat bisa digantikan Mozilla, Mozilla perlu mendapat dukungan kita. Rumble bisa jadi rujukan sebagai pengganti YT. Parler yang sedang di-ban akan mengganti Twitter. Sementara Facebook ini seolah masih tidak ada tandingan, kita lihat saja apakah kesombongannya akan menang.
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Comments