Blogs

MEMPERTAHANKAN KEHIDUPAN SEHARUSNYA SAMA BOBOTNYA DENGAN MERENUNGI KEMATIAN {IT SHOULD BE EQUAL MAINTAINING LIFE WITH PONDERING DEATH}

Stock Photo Sorry Background With Yellow Tiny Flower On Old Cement Wall I M So Sorry Text Is Message When Make 445220788 E1505270525418

Anies-Sandi Tobat3

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Perilaku Nelson Mandela yang positif dan kesediaannya untuk mengabdi pada bangsanya memberinya kekuatan menangkal stres dan penyakit yang berkaitan dengan mental. Kalangan ahli dan peneliti, Vickie Mays, seorang profesor psikologi dari University of California, Los Angeles, membuat spekulasi mengapa Nelson Mandela berumur panjang padahal semasa hidupnya ia bekerja sangat keras dan mengalami penyiksaan di penjara seperti yang dilansir Live Science setelah kematian Nelson Mandela.

Nelson Mandela menghabiskan 27 tahun di jeruji besi. Tubuhnya kekurangan vitamin D dalam waktu berkepanjangan, biasanya hal ini mudah memicu penyakit diabetes dan jantung namun Nelson Mandela diberi umur hingga 95 tahun.

Waktu seakan berjalan sangat cepat sekali padahal sehari selalu diberi jatah 24 jam. Berbagai kejadian terbang seperti daun-daun berguguran. Ada yang jatuh di pelataran rumah ibadah yang damai, ada yang ke sungai yang kotor, ke bebatuan yang kering dan ada yang ke tepi jalan yang sepi tetapi semua jatuh dan mati!

Aku sangat tertarik mengamati rel waktu dari kehidupan tokoh-tokoh seperti Nelson Mandela, Lady Diana, Mother Teresa. Tokoh-tokoh antagonis dari mafia Italia Godfather sampai ISIS Baghdadi yang telah merebus orang hidup-hidup termasuk yang pernah aku ikuti beritanya sampai tuntas. Juga penyanyi Michael Jackson dan wanita bersuara emas Whitney Houston. Mantan penguasa terlama Indonesia Soeharto yang telah meninggal hampir 10 tahun lalu tetapi masih terus dipergunjingkan juga termasuk yang aku ikuti beritanya, anggota DPR Sutan Bhatoegana, si koruptor yang meninggal sebagai tahanan juga termasuk yang paling kuikuti sepak terjangnya. Aku ingat sekali ia sangat gemar mengirim pesan religi walau sudah di penjara dan kisah petir dan hujan yang menerbangkan tenda di tempat pemakamamnya.

Mereka kini telah menjadi bagian sejarah. Kisah-kisah mereka akan terus menghantui peradaban untuk membuat dunia lebih baik. Mereka kini ditempel dalam bingkai di Wikipedia; sebagian adalah kebanggaan bisa tampil di dinding Wiki sebagian lagi dipertanyakan kepantasannya.

Tokoh-tokoh yang masih beredar dan belum menemui ajal tentu banyak sekali yang menjadi perhatianku. Sebut saja genk penggemar kuda si pipi tebal yang haus perhatian, si congor busuk dan si mimin tua bangka yang tidak tahu diri dan yang sedang kabur. Aku belum ingin membariskan nama-nama mereka di dinding situsku sebelum eulogi pemakamam mereka terima.

Sehebat dan seburuk apapun manusia pasti akan jatuh dan mati!

Jatuh adalah masa-masa surut manusia di dalam perjalanan rel waktunya.

Sungguh hanya orang-orang tertentu yang diberi tugas melakukan rekonsiliasi. Kisah Nelson Mandela sengaja aku buru di google. Kalau mau cari tahu seseorang katanya mulailah dari kisah pemakamamnya. Orang-orang besar yang meninggal akan dihantar dengan kata-kata penghiburan yang sangat indah dari berbagai penjuru mata angin dan termasuk rahasia hidupnya terkuak seketika. Aku belum menemukan tulisan yang mendeskritkan Nelson Mandela.

Siapa tahu Anies-Sandi adalah orang yang mendapat tugas membawa rekonsiliasi untuk bangsa Indonesia?

Merujuk rekonsiliasi, bukankah Anies-Sandi yang mencetuskan rekonsiliasi?

Tetapi apakah mereka sadar tidak ada rekonsiliasi tanpa pengorbanan dari si pencetus? Rekonsiliasi untuk Afrika Selatan yang ditawarkan Nelson Mandela mungkin yang terbesar dalam sejarah. Tidak mudah memaafkan untuk pengalaman 27 tahun di penjara tetapi Nelson Mandela memilih melupakannya demi Afsel.

Kondisi Anies-Sandi terbalik dengan Nelson Mandela, Nelson Mandela adalah korban ketidakadilan sedangkan Anies-Sandi telah dicap sebagai pemecah-belah bangsa karena memakai cara sara. Apakah mereka sadar telah terjadi disparitas yang sangat besar pada bangsa ini? Kelompok kecil adalah pihak yang menerima dampaknya paling parah. Kerepotan yang ditimbulkan tidak bisa dinilai dengan uang. Energi yang terbuang untuk mengantisipasinya seharusnya bisa dipakai untuk mensejahterakan rakyat. Kini hampir semua elemen bergerak mengamankan Pancasila, Kebhinekaan dan konsep-konsep hidup berdampingan padahal sejak zaman nenek moyang kita hal itu telah menjadi falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

Sebelum aku berani memprediksi tanggal kematian mereka, kemenangan mereka tidak akan membawa berkah bagi Indonesia terlebih Jakarta dan diri mereka yang pertama kali akan merasakannya.

Mereka perlu ingat prinsip-prinsip di bawah ini bahwa:

  • Ada yang tidak bisa dikendalikan
    Selain pengetahuan dan waktu, sifat cair manusia tidak bisa dikendalikan. Menurut Masaru Emoto, manusia adalah makhluk air. Sifat cair manusia memungkinkan ia berubah dari waktu ke waktu. Ketika pendukung pergi meninggalkan kita pada saat masa surut tiba bisa diumpamakan seperti jatuh tertimpa tangga pula.

  • Hanya mampu berjalan beberapa kilometer
    Lima tahun itu sangat singkat. Seratus hari lebih singkat lagi. Dalam rel waktu kehidupan seseorang yang mungkin menargetkan sehat dan umur panjang minimal di atas 60 tahun, namun apakah yang telah, sedang dan akan kita lakukan mendukung ke arah sana? Dengan kondisi gelisah dan stres sebagai akibat tidak membawa berkah akan memberikan tantangan luar biasa berat.

  • Tidak bisa langgeng
    Sesuatu yang dimulai dengan mengunggah kecacatan jelas diumpamakan seperti kawin paksa. Malam pengantin telah menjadi ajang yang memalukan.

  • Pembodohan juga akan membodohi diri sendiri
    Jualan agama dalam sistem demokrasi adalah perilaku pembodohan yang sangat kampungan. Kemenangan yang diraih dari pembodohan akan dipercaya sebagai kebenaran juga oleh yang melakukan pembodohan itu. Ketika mereka mempercayainya mereka telah membodohi diri sendiri—kehidupan semu pun dimulai, yang semu membawa beban puluhan lipat dari yang asli.

  • Waktu akan menelanjangi manusia
    Sederhana sekali sebenarnya untuk menang, hanya fokus pada program. Kalau promosi “belilah sapi kami karena seiman” padahal sapinya penyakitan adalah usaha yang sengaja dilakukan untuk mengaburkan objektivitas. Promosi semacam ini sudah masuk unsur pengelabuan. Para penjahat, koruptor dan orang-orang yang niatnya tidak baik juga mengelabui orang untuk mencapai tujuannya tetapi dalam kadar umum tindakan mengelabui biasanya karena frustasi. Lambat atau cepat waktu pasti akan membongkarnya.

  • Tidak bisa menyenangi semua pihak
    Akan sangat kelimpungan karena banyak kepentingan bermain sementara yang paling disalahkan adalah pihak yang memegang otoritas.

 
“Pikiran kita memiliki kekuatan yang besar, pikiran juga organ tubuh yang didesain untuk membantu Anda bertahan. Memiliki perilaku dan pikiran yang positif pada masa yang buruk akan membuat Anda lebih mudah menghadapi masa sulit tanpa menyebabkan masalah pada mental dan fisik,” ungkap Mays, seperti dilansir oleh Live Science (05/12).

Sebelum aku bisa sampai di sini, perlu diketahui bahwa aku sebagai relawan Badja juga tertantang mengubah situasi yang buruk menjadi berkah. Masalahnya tanggung jawab ini ada di pundak Anies-Sandi. Mereka yang memulai mereka juga yang harus akhiri.

Maksudku sudahilah kegelisahan kalian dan raihlah hidup yang lebih tenang. Kirimkanlah sebuah surat cinta sebagai ungkapan permintaan maaf. Apa sih enaknya dihujat terus? Demi Indonesia hebat!

Seumpama Anies-Sandi tidak ingat mati mungkin mereka bisa ingat bagaimana telah mempertahankan kehidupan. Mereka pasti telah dan akan terus berusaha menjaga kualias hidup agar sehat dan berumur panjang demi anak cucu. Alasan klasik karena ingin melihat anak meraih cita-citanya atau menimang cucu kadang lebih relevan untuk menggerakkan seseorang berbuat sesuatu diluar kebiasaannya dibandingkan hal yang terlalu besar di luar dirinya seperti keinginan melayani bangsanya. Ketika mereka tergerak melakukannya karena anak cucu otomatis mereka telah peduli pada Indonesia.

Anies-Sandi mengundurkan diri dan meminta maaf kepada masyarakat bukan sesuatu yang absurd lagi. Belum pernah ada dalam catatan sejarah perpolitikan Indonesia pemenang pemilu mengundurkan diri dan minta maaf. Mereka akan menjadi ikon fenomenal. Barulah pada saat itu mereka akan sebanding menyaingi fenomenalnya Ahok. Ini menyakitkan tetapi jalan terbaik untuk Indonesia hebat.

Suatu hari nanti, kalau aku belum mati dan mereka mati duluan, aku ingin menemukan eulogi kehidupan atas kematian mereka. Karena atas jasa rekonsiliasi mereka maka akan banyak bunga-bunga tumbuh subur di tangan-tangan generasi yang tercerahkan.

”Sulit untuk memuji siapa pun, sulit untuk melakukan seperti tokoh raksasa sejarah ini, yang mengubah sebuah bangsa menuju keadilan,” Eulogi Obama pada hari pemakamam Nelson Mandela.

Credit photo: shutterstock.com

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.