BTP Rujuk
#BTPRujukGolputNul .Aku meyakini seumpama Ahok menikah lagi, mau pindah agama atau tidak atau menikah dengan siapa pun maka golput akan naik dan kalau Ahok pindah agama maka golput akan semakin naik lagi. Ahok, memang sudah nasibmu menopang harapan bangsa ini. Mudah-mudahan aku keliru kali ini!
Kita bedah sedikit isu golput itu: Isu golput telah menjadi isu sejak Ahok dipenjarakan. Setiap pemilu pasti ada golput, tetapi golput dari lapak sendiri itu konyol. Menjadi agak ngeri karena ini tahun politik dengan petarungan besar-besaran, mungkin yang terbesar dalam perjalanan kita berbangsa dan bernegara karena jor-joran uang dimainkan. Nilainya sangat fantastis!!! Segala cara yang telah ditempuh yang kita saksikan selama ini adalah salah satu usaha bagian itu; hal ini menjadi concern Ahok juga menurutku, maka dalam setiap surat-suratnya beliau selalu pesan “JANGAN GOLPUT”.
Untuk masalah golput kalau mau menuduh itu pekerjaan buzzers lawan Ahok boleh-boleh saja, musuh Ahok akan sangat tolol sekali kalau tidak mau mendulang emas dari situasi ini setelah bercapek ria memproduksi hoax. Mari, pelan-pelan kita telaah agar kita sadar bahwa isu golput itu nyata! Sangat mudah menganalisanya. Saya coba uraikan di bawah dengan singkat:
Hitungannya, mungkin sejak Ahok dipenjara maka “harapan” juga terpenjara. Ketika masa panen tiba bunga-bunga pun bergelimpangan rontok ke tanah. Akui-lah, para Ahokers sempat terkulai lemas pada masa itu dan hati dipenuhi kekecewaan, kesedihan, kemarahan, dan dendam.
Kaitan kecewa-golput dimana letak koherensinya: Inilah pertanyaan yang sesungguhnya. Ahok menggendong ‘harapan klasik’. Itulah masalahnya.
Memperjuangkan harapan klasik sangat-sangatlah melelahkan; ketika tumbuh, harapan itu membentuk tunas, daun-daun yang segar dan bunga-bunga yang sangat indah dan ketika patah itu bisa akan mengeringkan tangki semangat sampai ke titik dasar bahkan bisa mengikis si tangki. Harapan klasik itu apa sih?
Melihat bangsa ini lebih baik. Itu saja; itulah harapan klasih anak-anak negeri.
Dari periode kasus Ahok naik sampai ke pengadilan hingga pasca Ahok dipenjara, telanjur telah dinilai bahwa Pak Jokowi tidak memihak dan membela harapan itu tumbuh. Hal itu semakin menggunungkan kecewa dan kemarahan secara terus-menerus. Kuharap setelah kau baca tulisan ini tak perlu sampai menyeret pikiranmu membahas kebjiakan Jokowi terkait kaus Ahok, bukan itu maksud tulisan ini.
Sebenarnya itu adalah klimaks rasa putus asa itu sendiri. Maksudku menyampaikan ini adalah bahwa semua saling kait-mengait.
Maka setelah membaca sampai di sini, tak efektif kalau masih mau membahas bahwa isu golput itu lahir karena kehendaknya sendiri seperti seorang anak lahir tanpa bapak dan ibu. Aku hanya bisa mengatakan manusia mana yang berani mendebat kalau dalam kondisi kecewa berat nalarnya jernih, yang normal saja masih kotor pikirannya.
Jadi, sejak dipenjara, lalu kecewa timbul, ada kemarahan sangat besar, sejenis dendam telah terbentuk, harapan pun patah, ditambah lagi dengan kecewa baru maka pelariannya hanyalah “masa bodoh” untuk menjamin sikap golput dalam konteks pemilu. Masalah lain karena rentang waktu kejadiannya sangat dekat antara satu sama lain. Kalau ini bukan tahun politik dan masih ada 2 tahun lagi pemilu sejak harapan ‘Ahok’ keluar penjara, kurasa cukup untuk mengubur segala kekecewaan tanpa perlu merisaukan isu golput dari para pendukung.
Solusi apa yang sangat bisa menurunkan golput dengan sangat drastis hanyalah mengembalikan harapan itu, yaitu BTP rujuk dengan Ibu Vero: sederhana untuk politik dan mengguncang untuk politik! Ahok tidak menikah sampai April mendatang itu sudah sangat membantu.
Kisah indah akan berawal dari sana, maka rebranding Ahok menjadi BTP sangatlah penuh makna dibandingkan isu picisan.
Kukira hanya itulah cara yang paling efektif untuk mendongkrak selisih yang telah menjadi momok. Mengapa menjadi momok? Kita adalah orang-orang yang tidak mampu menggadaikan hati nurani adalah alasannya!
Isu pernikahan adalah cara-cara umum yang dipakai orang-orang kehilangan arah: Itu bukan cara Ahok. Mengapa aku katakan begitu karena hatiku masih percaya kepada Ahok. Bahkan kalau Pak Ahok mau tahu sebagian pendukung masih tidak percaya bahwa perceraian itu ada. Itu ilusi kalau tidak mau dikatakan ‘manipulasi’.
Maksudku membuat tulisan ini adalah agar siapapun janganlah memakai ‘cara-cara umum’ untuk meraih sesuatu; yang kau genggam seolah nyata, tetapi sebenarnya itu debu.
Untuk rebranding Ahok sebagai BTP membutuhkan cara-cara berkelas, keren, cerdas, elegan, cantik, dan bermartabat karena BTP itu secara organik sudah fenomenal. Selayaknya kita semua selalu ingat dan bersimpuh pada jati diri kita yang organik; yang apa adanya yang sejati. Itulah Ahok; itulah BTP.
Welcome back BTP, maafkan kami yang selalu memberatkan punggungmu.
#BTPRujukGolputNul
@jokowi @basukibtp @basuki_btp_lovers @djarotsaifulhidayat @fifiletytjahajapurnama @nachoseann @nata.decoco17 @sekjenpdiperjuangan @wiranto.official @gracenat
PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.