Blogs

POLITIK INDONESIA MENJADI MAHAL KARENA ADA PERMAINAN POLITIK UANG SECARA MASIF & TERSTRUKTUR {THERE ARE MASSIVE & STRUCTURED MONEY POLITICS THAT MADE POLITICS INDONESIA TO BE HIGH COST}

Post Mon

Dana Cawapres

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Kalau sampai Bapak Jokowi salah memilih cawapres maka kesalahan dulu memilih pendampingnya akan terulang kembali walaupun kami tahu beliau tidak sepenuhnya punya otoritas saat itu karena beliau saja baru dicalonkan. Terkait cawapres media kita bisa mendapatkan pemasukan dari sana terkait jebakan elektabilitas, kapasitas dan kompetensi proporsional kemudian yang paling penting adalah soal kebutuhan bangsa dan cara paling efektif dan strategis untuk mencapainya.

Analisaku mengapa tahun 2014 akhirnya jatuh pilihan pada seorang pengusaha karena besar kemungkinan kekhawatiran masalah dana kampanye. Partai yang berusaha bermain proporsional (dan biasanya partai itu dananya terbatas) sengaja ditakut-takuti bahwa politik Indonesia sangat mahal sehingga dana kampanye mendapat porsi besar dalam pertimbangan menentukan cawapres.

Saatnya kita membongkar semua pembodohan itu! Sadarkah kita bahwa itu biasanya dihembuskan oleh pihak yang haus kekuasaan untuk menaikkan posisi tawar mereka? Kekuatan dana kampanye mereka sama sekali tidak relevan dengan kebutuhan bangsa! Bagaimana mungkin kok bisa memasukkan dana kampanye sebagai salah satu parameter penentuan cawapres? Karena justru inilah jebakannya! Dana yang mereka tawarkan nanti siapa yang akan mengembalikannya kalau bukan lewat penderitaan rakyat? Hanya orang sarap yang tidak akan memakai kekuasaan untuk kepentingannya setelah ia jor-joran mengeluarkan dana pada zaman materialistik begini.

Politik Indonesia menjadi mahal dan tidak seperti yang mereka gambarkan kalau seandainya tidak ada politik uang secara masif dan terstruktur! Pihak yang suka menggembar-gemborkan politik Indonesia mahal justru bisa kita curigai sebagai pihak yang selama ini doyan main uang. Mereka perlu hati-hati pada era keterbukaan seperti ini, semua rakyat menilai dan pihak Jokowi tidak perlu khawatir, rakyat akan mendukung ketika penggalangan dana dilakukan.

Dari semua cawapres media maka kalau masih berpijak pada ketakutan dana kampanye itu, orang yang perlu kita cermati adalah CT dan JK. JK boleh saja ngebet terus, tetapi yang jelas rakyat menolak mentah-mentah. Upayanya di MK adalah kisah terakhir yang coba ia tulis dalam kisah hidupnya. Itu akan kandas di tengah jalan. Seorang pengamat mengatakan karena ada pihak Jokowi yang mendorong JK ke arah situ, dalam hal ini aku telah menganalisanya lama dan telah mengerucut pada dua analisa yang tidak akan kubuka saat ini karena sangat berbahaya.

Tentang CT aku tidak ingin membahas kiprahnya berbisnis walaupun pernah mendapatkan ringkasan yang kurang harum tentang dirinya terkait ia membeli Care4. Publik mungkin tidak sempat berpikir karena memang kejadiannya sangat cepat sekali, setelah menjabat 3 bulan sebagai menteri pada masa SBY, tiba-tiba terdengar CT sudah membeli Care4. Dari mana ia dapat duit? Sehingga pernah seorang pengusaha menanyakan pandanganku bagaimana kalau calonnya CT dan kujawab aku bukanlah pendukungnya. Tentang hal itu silakan googling sendiri.

Tetapi yang kumaksudkan adalah CT punya banyak duit dan ia pasti memakai kekuatan dana untuk bargaining, tetapi maaf menurutku ia bukan tokoh yang dibutuhkan bangsa ini! Alasannya pertama kebutuhan bangsa saat ini tidak ada pada dirinya, kedua apakah kita akan terjerumus pada lubang yang sama dan masih belum kapok ditelikung oleh orang yang disebelah presiden rakyat? Ketiga CT adalah menteri zaman SBY, secara historis ia lebih dekat ke SBY. Mereka sangat mungkinlah punya hubungan khusus untuk saling membalas kebaikan maka hal ini tidak aman; apa Pak Jokowi sudah gilakkalau biarkan rakyat kembali mendengar lagu beye?

Cawapres yang dibutuhkan bangsa ini adalah cawapres yang punya tingkat kenegarawan minimal setingkat dengan Bapak Jokowi; hanya satu yang dibutuhkan bangsa ini yaitu orang yang sungguh-sungguh punya hati ingin melayani rakyatnya. Ini sifat khusus yang hanya terdapat pada orang khusus saja. Kalau tidak maka pemerintahan Bapak Jokowi akan terseot-seot.

Tenang cawapres itu sudah ada orangnya, telah ditunjukkan oleh semesta dan relawan GPI2050 telah menggalangnya sejak 4 bulan lalu, mudahan usaha mereka tidak menyesatkan Bapak Jokowi. Silakan googling GPI2050.

Jadi mengertikah kita bahwa ketakutan kalah dalam bertanding karena kekurangan ‘amunisi’ telah sengaja dilakukan untuk menjerumuskan bangsa ini pada pilihan-pilihan yang kurang proporsional dan kurang tajam dalam menentukan cawapres.

Kalau dihadapkan mana lebih baik mending menang walau dapat pendamping yang tidak dibutuhkan bangsa daripada kalah dan negara dikuasai orang-orang yang kenegarawannya diragukan menurutku 50:50. Dalam skala pajak rakyat yang hilang kalau kalah tolong jangan lupa ada nilai intangible yang jauh lebih besar dan tidak bisa dihitung kalau cawapres yang dipilih salah. Aku sangat hormat dengan pendirian PDIP bahwa kekuasaan bukanlah akhir segala-galanya untuk mengabdi kepada bangsa.

Diksi bahwa uang bukan segalanya sudah tersaji jelas di depan kita, coba kita renungkan sebentar: Katakanlah JK membantu dana kampanye sebesar 150M (50% dari laporan dana kampanye Bapak Jokowi 2014). Dalam perjalanan ia ‘menelikung’ karena bisa saja kepentingannya terus dihambat ditandai dengan dukungannya terhadap politik identitas pada pilkada DKI 2017 secara terang-terangan tanpa memperhatikan lagi kedudukannya sebagai RI-2. Sekarang mari kita kalkukasi apakah itu sebanding dengan 350 T dana APBD DKI yang telah diprediksi akan terbakar sia-sia selama 5 tahun?

Publik sangat tahu ES adalah arsitektur politik identitas gubernur ancam mayat dan jual ayat dan ES yang tidak lain adalah ketua Polmark. Pasti sudah tahu donk kedekatan ES dan JK? Tanpa aku sebut siapa penyandang dana Polmark pasti kalian juga sudah bisa tebaklah. Dapatkah kalian temukan inkonsistensi dalam hal ini? Aku jamin kalau ia mendapatkan apa yang ia inginkan selama menjadi orang nomor dua maka politik identitas tidak akan sesemarak ini.

Silakan tambahkan lagi semua energi bangsa yang telah habis sia-sia dan akibat yang akan terus ditanggung rakyat gegare mainan politik identitas; Jadi mungkin maksudnya untuk membela uang rakyat, tetapi ternyata harus ditebus dengan uang rakyat juga! Uang bisa dicari kembali, tetapi penyakit sosial dan isu integritas bangsa membutuhkan konsentrasi lebih dari sekedar uang!

Sangatlah bahaya kalau memasukkan uang dalam arus utama pembangunan mental Indonesia.

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.