Blogs

BILA SUDAH DI PENEMUAN PUNCAK, KOLEKSI YANG AWALNYA KEBANGGAAN AKAN JADI BEBAN. BILA DISIMPAN BAGAIMANA BILA DIBERI BAGAIMANA? {IF ALREADY TO SUMMIT OF DISCOVERY, THE COLLECTION IS A PRIDE AT BEGINNING WILL BE A BURDEN. KEEPS IT ANYHOW SHARE IT ANYHOW}

Post Smp

Kolektor Sampah

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Coba lihat, apa yang dikenakan hari ini? Mungkin ada sepasang anting-anting yang menari di telinga dengan manis atau seuntai kalung berlian yang berkilauan terpasang di leher dan sangat bisa di ujung jari telah tertempel kuku akrilik. Rasanya kamu pasti sedang berpikir ini tentang seorang wanita.

Maksudku adalah bukan itu karena setelah aku membeberkan yang satu ini, pikiranmu akan berubah namun aku tetap menyarankan agar menengok deretan pakaian di lemari, jam tangan, tas, sepatu atau dasi, tanpa kita sadari ternyata tubuh ini hanya “pantas” dengan jumlah satu saja.

Lalu barang-barang lain yang kita miliki di dalam rumah, di dapur, di kamar, di garasi, kemudian di mobil, sekolah, gedung-gedung. Aku baru saja merubuhkan sebuah amben lapuk (tempat untuk meletakkan kembang) yang kupikir bisa bertahan sampai sebuah “Kotak Abadi” yang akan aku bangun di lereng Sindoro Sumbing terwujud. Belum genap setahun usianya amben sudah rubuh dan bahkan beberapa rubuh sendiri. Jaringan dalam pikiran ini memang terlalu banyak keinginan.

Rata-rata kita banyak mengalami rencana yang meleset dari realisasi tetapi jaringan tersebut terus membentuk dalam pikiran seperti pakaian yang terus kita beli ketika melihat ada model baru—kita masing-masing mempunyai perjuangan terhadap kelekatan atas barang-barang. Barang-barang historik maupun yang mengandung nilai seni budaya dan estetika juga adalah suatu kelekatan dalam bentuk yang lebih keren.

Kemudian tentang suatu usul yang tidak popular…yang hanya bisa dilakukan adalah berdiri di sudut terjauh yang paling kita mampu lakukan. Usulku pergilah ke gunung-gemunung yang mempunyai nyanyian angin yang sulit diterjemahkan atau ke pantai saat matahari akan tenggelam, kalau masih sulit juga, tidak ada yang lain hanya kecuali pergilah ke sudut hati: Kita akan melihat suatu perjuangan ‘sia-sia’ atas usaha keras memperoleh dan memelihara agar barang-barang tersebut awet.

Gaya “suka barang” ini sangat paradoksal dengan tubuh yang tidak mampu dipertahankan; tubuh yang hanya memakai satu barang sudah menjelaskan di awal. Bagaimana mungkin mempertahankan barang-barang? Tidak-lah terlalu kasar, kalau kita sampai pada penemuan bahwa selama ini sedang mengkoleksi sampah.

Semua akan menjadi sampah! Rasanya kurang ajar kalau aku berani mengatakan buku-buku inspirasi yang telah merubah hidup atau lukisan, porselen dan benda-benda bernilai sejarah semua akan menjadi sampah! Lambat laun kalau tidak dipelihara akan mempercepat. Proses pemeliharaan butuh energi yang tidak sedikit dan terus-menerus namun nanti kita juga akan menyerah pada suatu kenyataan bahwa semua akan jadi sampah! Aku sudah menemukan banyak buku kesayanganku telah berjamur dan siap jadi sampah. Banyak lingga yang ditemukan entah mungkin karena kurang mempunyai nilai sejarah ditinggalkan dan tersisa batu pecahan, sepeda anakku sudah 3 yang jadi besi tua. Tentang lingga mungkin mereka akan lebih abadi kalau tidak ditemukan. Akhirnya ini semua seperti anekdot heroisme manusia memperoleh namun tidak bisa mempertahankannya.

Sebelum menjadi sampah, kita mungkin bisa menambah beberapa minggu atau tahun usia benda-benda itu untuk memaksimalkan asas kemanfaatannya dengan cara dibagi.

 

PENTING! INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. PELAJARI SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.