Blogs

BABAK BARU RADIKALISME ADALAH MEMPERDAGANGKAN AGAMA {THE TRADING OF RELIGION IS A NEW CHAPTER OF RADICALISM}

Post Popl

Komoditas Agama

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Dunia keartisan juga tidak lepas dari gerakan-islamisasi. Caranya yang lebih halus berpelukan dengan metoda fast track untuk terkenal. Agama memang sangat mudah diperdagangkan dalam kondisi punya kepentingan seperti dimabuk cinta, menutup aib dan keinginan cepat tenar. Perdagangan dapat menjadi transaksi apabila pembeli dan penjual saling bertemu. Atmosfer pasar bisa berbentuk apa saja termasuk agama.

Artis jika ingin cepat terkenal diujuk-ujuk masuk Islam dengan jaminan langsung diorbitkan. Mereka diyakinkan bahwa ini hanya skenario. Kadang-kadang memang hanya sebagai kedok tetapi tanpa sadar sedang masuk ke dalam jebakan opini sosial.

Agensi artis sudah mempunyai tabulasi dan bukti bahwa metoda mendagangkan agama untuk melesatkan seorang artis terbukti ampuh. Terkini isu buka tutup jilbab salah satunya yang mulai sering dipakai saat ini. Mengapa? Cara sebar dan klarifikasi foto atau video tanpa baju sudah tidak ngefek. Kita ingat video telanjang zaman AZ dan adiknya yang sedang mandi yang pernah heboh itu, digoreng habis-habisan oleh media dan pembaca irasional seperti ‘keledai’ mengikuti terus beritanya. Setelah media sosial meledak dan komunikasi berbasis data murah pose-pose perempuan tanpa baju berseliweran dan dengan mudah diperoleh. Seperti sebuah makanan selezat apapun kalau dihidangkan terus-menerus bosan juga kan?

Dalam pencarian cara, ternyata isu radikalisme telah melahirkan ide cadar sebagai metoda yang sangat-sangat ‘topcer’; dari terbuka 100% sampai hampir tertutup 100%. Bilamana suatu hari ada artis memakai burqa 100% tertutup seperti wanita Afghan kukira dunia keartisan Indonesia akan terguncang hebat. Pokoknya isu agama dan kaitannya islamisasi dalam dunia keartisan Indonesia masih akan terus menjadi berita yang paling laku.

Tabulasi islamisasi untuk dunia keartisan yang menjadi perhatianku khusus wanita, lebih diwarnai aktivitas seksual dibandingkan permainan uang (sogok) dalam islamisasi di bidang pemerintahan. Karena uang merupakan tujuan artis dari ketenaran yang ia peroleh sedangkan di bidang pemerintahan pangkat belum tentu menghasilkan uang banyak dalam waktu dekat.

Tabulasi itu terdiri dari empat model dan ada empat faktor terhadap event di sana yaitu; (a) Non Muslim, (b) Mualaf, (c) Mau berhubungan sex dan (d) Tidak mau berhubungan sex, yaitu:

  • Model A: Non Muslim tetapi mau berhubungan sex urusan lancar
  • Model B: Non Muslim tidak mau berhubungan sex siap-siap keburu tua sebelum terkenal atau hanya dapat peran ecek-ecek dan remahan dari dunia hiburan
  • Model C: Mualaf dan tidak mau berhubungan sex urusan lancar.

Islamisasi di dunia keartisan aku katakan sebuah gerakan karena pada saat itu mempunyai posisi tawar yang cukup kuat. Pada zaman mileneal islamisasi model begini pasti semakin sulit dilakukan walau gerakannya tetap. Gerakan jangan selalu diartikan suatu aktivitas yang melibatkan jumlah. Saat ini setiap orang bisa mengorbitkan dirinya dengan begitu bebasnya.

Maksudku mengangkat topik ini adalah agar kelompok-kelompok yang keracunan agama dan merasa diri paling suci sebaiknya koreksi diri. Perlu menyadari bahwa yang diperkenalkan itu Tuhan dalam konteks Islam ‘Allah SWT’ bukan barang. Kita perlu memberi penghormatan kebebasan seseorang menemukan Tuhannya demikian kita juga memuliakan Tuhan karena Dia saja membebaskan.

Tujuan yang dilatari intervensi, intrik apalagi jebakan hanya akan menghasilkan yang tidak berarti.

Kepada pihak yang memakai agama sebagai dagangan sekarang kutanya apa yang kau peroleh? Suatu kepuasan batinkah?

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.