Blogs

PERBUATAN BAIK BUKAN SOAL KATA-KATA TETAPI SOAL PERBUATANNYA {THE GOOD DEED IS NOT THE WORDS BUT IT'S THE DEED}

Post Brah

Pekerjaan Mulut

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Sebisa-bisanya kita hidup dimana pun berada janganlah sampai membawa kesesatan. Kalau terang tidak bisa kita nyalakan masa kegelapan masih kita tambah? Hanya orang yang benar-benar sudah tercerahkan yang bisa menjernihkan dunia. Orang yang sudah tercerahkan punya kepekaan super tinggi, secara naluri mereka tahu kapan harus menarik diri dan diam kontemplasi pada sumbu bumi.

Khusus untuk kelompok yang mempekerjakan mulut perlulah berhati-hati kecanduan berbicara. Berbicara sebelum melakukannya adalah wacana atau pemikiran-pemikiran yang coba kita keluarkan dari pikiran. Wacana dikatakan mengandung kesesatan apabila suatu hal terlalu sering dikatakan, tetapi publik sulit menemukan jejak usaha nyatanya. Kesan publik yang lebih disibukkan dibandingkan upaya mempraktekkan apa yang dibicarakan adalah pencitraan. Pencitraan adalah penyakit kejiwaan dari kencanduan berbicara di depan umum. Sebenarnya itu juga adalah bagian dari hoaks yang tanpa sadar dilakukan oleh para pembicara.

Misal pembicara cukup sering mengatakan kepada publik betapa perlunya bersatu, tetapi dilain waktu ia memecah belah, itu adalah kegilaan tingkat tinggi dalam jiwa manusia dan merupakan kebohongan luar biasa dalam ruang publik.

Seseorang yang terlalu sering omong kita harus hidup berbagi dan manusia harus memiliki belas kasih, tetapi dalam kehidupan sehari-harinya tidak mencerminkan apa yang ia katakan telah memanipulasi dirinya kemudian memanipulasi publik.

Orang-orang tersebut melakukannya untuk mengisi kekosongan jiwa mereka yang hampa. Selain itu juga ada motif-motif lain yang tersembunyi yang melatari seseorang melakukannya. Kalau seorang pembicara motifnya pencitraan kalau seorang politikus motifnya kekuasaan.

Sebaiknya adalah berbicara lewat pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi adalah guru yang paling baik. Hal yang paling legal dibagi adalah pengalaman pribadi. Kalau hanya berbicara karena kita telah lebih banyak membaca atau mengetahui lalu membagikannya maka seolah-olah apa yang kita bagi sebenarnya adalah mengutip pemikiran orang lain dengan memakai kata-kata kita sendiri.

Berbicara apa yang telah kita kerjakan dan telah membuahkan hasil disertai bukti-bukti dan saksi-saksi adalah menggandakan kebaikan dalam hidup. Sehat untuk jiwa pembicara maupun pendengar. Bulat dan solid. Akan meningkatkan kepercayaan sehingga apa yang dibicarakan akan menggerakkan orang mengikutinya dan sifatnya berkelanjutan.

Setiap apa yang kita bicarakan bisa mempengaruhi hal jahat dan baik dalam diri seseorang karena berbicara itu mengandung unsur “stimulan” Seorang pembicara kawakan akan mempunyai beban luar biasa besar karena pada mereka dituntut konsistensi antara perilaku dan bahasa lisan.

Kebaikan hidup adalah tidak mengatakan hal-hal baik yang telah kita lakukan karena kebaikan itu soal perbuatan bukan kata-kata. Kebaikan adalah perbuatan.

Ketika seseorang mengatakan kita harus berbelas kasih atau berbagi lebih sering dibandingkan yang dilakukan sebenarnya ia adalah orang yang kurang berbuat hal yang ia katakan menurut hasil analisaku. Biasanya orang-orang yang telah banyak berbuat lebih sering perbuatannya adalah ucapannya dan sebaliknya orang yang masih dalam wacana ucapan adalah perbuatannya atau ucapannya mendahului perbuatannya.

Dapatkah kau temukan perbedaan yang sangat mendasar bahwa orang yang fokus pada perbuatan akan berbuat terus sedangkan orang yang fokus berbicara akan berbicara terus sampai lupa melakukannya.

Hal ini juga berlaku bagi penulis menurutku. Setiap ucapan atau tulisan juga mengandung ajaran langsung maupun tidak langsung, berhati-hatilah nilai seorang penulis atau pembicara terletak pada laku hidupnya. Aku menuliskan hal ini bukan untuk mengklaim diriku lebih baik dari yang lain. Sebelum aku menulis topik ini kukira pembaca bisa menemukan setiap sudut tulisanku sejak 7 tahun lalu sampai detik ini adalah rata-rata adalah buah pengalaman pribadiku. Khusus untuk diriku, hanya pengalaman yang telah mengendap dan menghasilkan gelombang kemuliaan hidup dimana diriku terkoneksi secara pribadi di sana yang bisa aku bagikan atau jadikan tulisan, selain itu aku tidak bisa menulis.

Mempekerjakan mulut lalu menjadikan bahasa lisan dalam bentuk buku akan semakin membawa kesesatan apabila perilakunya tidak mencerminkan apa yang diucapkan dan apa yang ditulis. Kalau ada rongga antara kedua hal tersebut tanpa perintah biasanya secara naluri masyarakat akan meninggalkannya kemudian membuang semua yang telah mereka katakan dan tulis dalam tong sampah.

Rongga dalam diri manusia adalah kesesatan dini dalam ruang pribadi yang akan mengotori pikiran orang-orang; yang akan bisa dilakukan pembicara. Manusia dihargai apa yang dihasilkan mulut namun bila kelakuannya tidak merefleksikan isi mulutnya maka mulut juga yang akan menjatuhkannya. Seperti kasus Mario T adalah orang yang pernah diangkat dan dijatuhkan karena mulut dan perilaku yang tidak selaras.

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.