Blogs

MANUSIA HEBAT KARENA ALAM TERLALU POLOS DICUNDANGI {HUMAN IS GREAT BECAUSE NATURE TOO PLAIN TO BE TOYED}

Post by Giharu

Pembangunan Jiwa

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Yang dikahwatirkan aku tidak bisa berhenti mengejar cita-cita. Cita-cita juga adalah bagian dari ambisi manusia. Berbuat sesuatu untuk masyarakat sangat baik namun yang baik tidak selamanya tepat seperti diriku yang terlalu sering meninggalkan anakku dan banyak urusan domestik harus mengalah demi perjuangan. Dilema selalu akan hadir untuk menguji cita-cita namun tidak bisa menistakan cita-cita maka milestone kedua pun mampu diraih.

Aku belum melakukan apapun untuk Sindoro Sumbing. Aku baru mulai, lewat Rencana Pembangunan Candi Air Sobobanyu (RPCAS) bersama kawan-kawan. Namun perlu diketahui apa yang kulakukan telah mengandung beberapa milestone esensial. Milestone pertama dan terpenting tentang proyek perdanaku mengalahkan ketakutan diri telah selesai dengan baik. Bangilun sudah mengalir dalam darahku. Giharu Si Perempuan Gunung dengan keberanian yang telah melampaui kemampuannya oleh karena Sindoro Sumbing menudungi. Aku sudah lulus tahap pertama.

Dalam usaha memajukan kaum marginal dan membela bumi, menurutku banyak sisi diri yang harus mau diketam terlebih dahulu. Semesta yang akan mengetamnya, sampai ke kulit ari-ari agar mampu berhasil keluar dari dilema sebagai pemenang yang bijak. Angin akan menerpa semakin keras ketika berada di puncak. Yang masih mengatasnamakan perubahan untuk orang lain (apapun deh) tanpa mengubah diri sendiri menjadi seperti yang ingin diperjuangkan adalah seorang pecundang yang dijagokan dalam penyabungan ayam menurutku dan melebihi pemabuk kelas berat yang bersiar di rumah-rumah ibadah. Peran pecundang dan pemabuk sangatlah tidak keren.

Kalau kau bisa mengatasinya maka kau menjadi bagian dari pekerjaan semesta. Sebaliknya kalau tidak berhasil melewatinya maka kau akan mencari investor dengan segala cara dan lama-lama kaulah investor yang akan mendagangi ‘ibu bapakmu’ sendiri. Baca juga “Putra Daerah Turun Tangan: Sobobanyu Pembanguanan Jiwa”..

Ketika buku Trilogi Hidup Sederhana hampir selesai tiga tahun yang lalu, anakku sangat gembira sekali, masalahnya aku akan punya uang banyak pikirnya. Anakku mempunyai kontribusi besar atas setiap lembar tulisanku, karena dialah maka buku itu hadir ke dunia, ia sangat layak menghitung hasil buku.

Sejujurnya, sebelum cita-cita mengkristral, dalam diriku belum ada ide mempergunakan hasil penjualan buku untuk membiayai perjuangan YPG apalagi sampai 90%. Beberapa hal umum yang ingin aku lakukan dari hasil buku seperti segera membeli mobil karena aku tidak tahan melihat anakku kalau pergi ke sekolah kehujanan dan sebidang lahan di gunung untuk membangun rumah masa depan kami.

Tentang lahan ada kisah dibaliknya, sebuah dilema lagi. Tidak semurni maksud membangun rumah saja karena cita-cita masih bayi. Seperti orang kota umumnya kalau melihat lahan kosong nan indah segera membangkitkan ide-ide bisnis, demikian juga dengan diriku walau dayanya lemah. Untunglah semesta membimbing, cita-cita terus menguat dan menjauhkanku dari peran pecundang dan pemabuk.

Setelah lima tahun lebih di Temanggung, kami tetap tidak punya apa-apa namun cita-cita masih terjaga. Caraku melihat hujan kini adalah rahmat bukan bencana. Kekahwatiranku hujan menyengsarakan anakku tidak terbukti. Sedikit repot iya. Sekarang aku malah mengizinkannya bermain hujan sesekali. Anak yang kujadikan alasan untuk segera membeli mobil bukan alasan tunggal, bisa jadi ini bagian dari diriku untuk menambal kesenjangan dalam dada.

Jiwa komersil dalam diriku benar-benar tidak bersisa setitik pun. Kalau aku bisa sampai di sini dengan segala daya upayaku yang kecil ini dan kalau kukatakan bukan hanya dana, waktu dan pikirkan aku curahkan untuk Sindoro Sumbing tetapi seluruh hidup aku dedikasikan untuk mereka maka pertanyaan royalti apa masih relevan?

Royalti kami adalah kegembiraan sejati yang terus kami peroleh di Temanggung. Ini melampaui gairah bisnis yang mungkin dulu pernah hadir untuk menguasai kepolosan alam. Kalau mau aku banyak kesempatan, setiap jengkal kesempatan adalah peluang. Bagi orang sepertiku menurutku tidak sulit mencari sekutu apabila danaku tidak ada untuk mencundangi alam: Milestone kedua.

Setiap milestone adalah batu yang diletakkan untuk suatu pencapaian, milestone kedua berkisah semesta mengetam dengan begitu lembut, sakitnya ada tetapi tidak berbekas di dalam. Suatu proses transformasi memandang alam dari sudut pandang anak-anak alam. Alam bukanlah bahan dagangan melulu. Alam perlu dibiarkan seperti mereka ingin menjadi. Dengan keliaran rumputnya, dinamika hewan-hewan kecil di atas dan di bawahnya serta masyarakat lokal dan budayanya berkembang sekehendak alam. Sedikit perlakuan selalu harus mesti memperhitungkan distorsi penerima manfaat dan penerima akibat karena harga yang dibayar sangat teramat mahal. Biodiversitas alam pegunungan adalah miniatur surga di dunia.

Kisah tidak akan seperti ini apabila aku datang ke Sindoro Sumbing membawa mobil, seperti para peninjau pulang membawa map proyek-proyek. Aku dan siapapun yang terlibat dalam Sobobanyu kuharap bisa bangga menjadi bagian keagungan alam.

Rencana Pembangunan Candi Air Sobobanyu adalah Pembangunan Jiwa. Sobobanyu adalah kisah manusia lereng yang mencari air kehidupan bukan mencari infrastruktur. Aku merasa tersanjung bisa menjadi bagian Sobobanyu. Sobobanyu bukan sekedar kolam menampung air. Karena air akan kering suatu hari kalau tidak dipelihara namun jiwa yang telah bangun akan memancarkan air kehidupan untuk mengisi candi-candi Sobobanyu.

Sekarang aku mengerti bahwa mendukung gunung dibutuhkan hati yang suci dan bersih karena kita sedang memasuki tempat Tuhan bersemayam. Gunung adalah rumah ibadah manusia yang sesungguhnya.

Untuk milestone ketiga kuharap proses pembangunan jiwa mulai terjadi dalam tim RPCAS Sindoro Sumbing dan kemudian pengaruhnya meluas secara perlahan-lahan dalam lingkungan keluarga, RT/RW hingga terbentuk komunitas desa yang tidak mendagangi ibu bapaknya. Untuk sampai ke satu Kecamatan Kledung Sindoro Sumbing masih butuh pekerjaan besar namun dalam visiku telah melihat tunas baru tumbuh di sana.

Dan milestone RPCAS yang keempat dan selanjutnya bisa diikuti di Rencana & Realisasi Sobobanyu. Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan Gusti Allah mempertemukan kami dengan orang-orang yang berkehendak baik untuk Sindoro Sumbing, mencukupi semua kebutuhan pembangunan dan Sobobanyu segera terbangun. Memberikan pencerahan jiwa untuk setiap keputusan. Amin!

Sobobanyu Pembangunan Jiwa sedang mengisahkan perjalanan melewati sebuah jembatan yang dingin dan sepi. Menelusuri pikiran dan hati yang berbelit-belit yang sarat dengan nafsu-nafsu tidak terkendali. Dengan maksud untuk memberi cinta tetapi sebenarnya memerangkap cinta.

Mohon dukung Rencana Pembangunan Candi Air Sobobanyu: Sebuah sistem irigasi gunung yang memerdekakan jiwa!

BANTU AKU UNTUK BANTU KITA. Ambil bagian dalam Program Petaru atau program kontribusi lebih besar dalam KNIH.

Tulisan ke-1 terkait Sobobanyu, judul panjang “Sobobanyu Pembangunan Jiwa: Segala Pembangunan”.

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.