Blogs

KEMISKINAN ADALAH EMBRIO KEBODOHAN MAKA PEMBODOHAN ADALAH ANAK KETAMAKAN {POVERTY IS EMBRYO OF IGNORANCE SO TO MAKE DUPE IS SON OF GREED}

Giharu Si Perempuan Gunung

Pembodohan

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Perjuangan yang tak kenal waktu adalah perlawanan atas pembodohan. Kemerdekaan adalah perayaan kebebasan dari praktik pembodohan yang dilakukan penjajah. Itulah sebenarnya esensi kemerdekaan sebuah bangsa.

Kita sering mendengar bahwa sejatinya bangsa Indonesia belum merdeka. Setelah lepas dari penjajah Belanda dan Jepang kini “dijajah bangsa sendiri”. Majas “dijajah bangsa sendiri” itu sebenarnya untuk merujuk kepada orang-orang yang melakukan pembodohan.

Dalam konteks uang rakyat yang dikorupsi maka koruptor adalah kelompok yang melakukan pembodohan terhadap cita-cita bangsa. Pembodohan juga dilakukan oleh pengusaha dan politikus hitam. Praktik pembodohan akan terus berlangsung selama orang-orang belum mampu menemukan dirinya apapun latar belakang kedudukan, agama, ras, suku dan bahasanya.

Praktik pembodohan marak terjadi di negara miskin dan berkembang. Indonesia lebih baik dari negara-negara di Afrika tetapi lebih buruk dibandingkan negara-negara maju. Selama pembodohan masih berlangsung maka pengentasan kebodohan akan menemui jalan terjal.

Pembangunan yang begitu gencar dilakukan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dengan menaikkan anggaran pendidikan dan membangun interkoneksi sampai ke pelosok-pelosok adalah usaha-usaha kabinet beliau yang sangat serius untuk mengentas kemiskinan.

Idealnya isu kebodohan yang disebabkan oleh sistem seharusnya sangat gampang diatasi dalam kabinet beliau kalau tidak ada pembodohan. Mengapa? Bapak Jokowi fokus agar pajak dipakai untuk kepentingan rakyat semata dan tidak bisa lagi dikorupsi walau satu rupiah pun! Kukira tidak ada yang meragukan komitmen Bapak Jokowi namun dalam kacamata kelompok yang melakukan pembodohan terobosan beliau sangat membahayakan eksistensi mereka.

Kemiskinan adalah embrio kebodohan maka pembodohan adalah anak ketamakan. Inilah yang terus berlangsung dalam sketsa pahit perjalanan 72 tahun bangsa ini menggapai cita-citanya. Negara ini diisi terlalu banyak manusia yang haus kekuasaan, haus popularitas dan harta. Tanpa prestasi dan otak mumpuni mereka bisa duduk di Senayan. Segala cara ditempuh oleh mereka untuk mencapai tujuan. Memanfaatkan kelompok radikal, memainkan isu SARA dan memakai uang. Menyebarkan disparitas dengan teknik minortas mayoritas, memperuncing perbedaan tanpa memperdulikan efek terhadap keutuhan bangsa. Mereka telah uji coba di Pilpres 2014 dan menuai hasil di Pilkada DKI 2017.

Kebodohan murni adalah ekses atau akibat dari suatu implementasi kebijakan atau sistem yang mengakibatkan masyarakat terlempar dari akses, kesempatan dan informasi sedangkan pembodohan adalah upaya sengaja untuk mengeksploitasi kebodohan dengan kebodohan baru.

Kelompok yang melakukan pembodohan juga tak segan-segan membalikkan fakta, menyebarkan fitnah sampai menghilangkan nyawa musuh-musuhnya, bagi mereka hal itu seperti minum air. Pembodohan memakai kekuatan uang untuk menyumbat, yang tidak bisa disuap akan diintimidasi. Pokoknya tujuan mereka hanya satu, kepentingan kelompok dan pribadinya terwujud. Titik.

Alam demokrasi Indonesia penuh dengan permainan uang dan perilaku-perilaku intimidasi. Hal ini telah berlangsung sejak dahulu sampai detik ini dari tingkat pemilihan RT/RW sampai presiden. Orang-orang yang melakukan pembodohan yang disertai intimidasi sangat banci karena hanya berani kepada kaum kecil, papah dan bodoh. Di level pengetahuan mereka itu orang-orang sesat. Pilkada DKI yang baru saja usai adalah salah satu contoh praktik pembodohan yang paling mengerikan dimana gabungan uang dan intimidasi mempermainkan rakyat dengan sangat luar biasa. Siapa mereka kita pasti sudah paham sekali.

Memperjuangkan kebebasan dari pembodohan sangatlah melelahkan karena akan berhadapan dengan jiwa-jiwa kosong. Mereka akan berkamuflase ketika terdesak dan mencari cara baru untuk menyerang kembali.

Sekarang pertanyaanya adalah kalau kau sebagai Bapak Jokowi apa yang bisa kau lakukan terhadap kelompok ini selain menunjukkan kerja kerja kerja kepada mereka seperti yang dilakukan Bapak Jokowi? Setelah membaca artikel ini semua, aku kira kita mungkin sampai pada sebuah kesimpulan yang agak ‘putus asa’ bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan karena hanya kematian yang mampu menghentikan mereka!

Luka-luka akibat pembodohan oleh saudara sebangsa setanah air akan terus membekas. Mereka akan menuai perlawanan sampai kapanpun. Dalam sejarah mereka akan diingat sebagai penghancur keanekaragaman

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.