Blogs

MINIMAL ADA KEINGINAN MELIHAT KEBAIKAN WALAU DIRI BELUM BAIK OTOMATIS KEBAIKAN AKAN MUNCUL {AUTOMATICALLY THE KINDNESS WILL COME OUT WHEN HAD A WILLING}

Post Tkhjht

Tokoh Jahat

FacebookTwitterLinkedInShare
 

Siapa tokoh-tokoh yang dianggap baik atau jahat oleh masyarakat akhirnya waktu memberitahu. Waktu itu sangat adil. Dinamika perpolitikan Indonesia telah menelanjangi mereka seperti siput-siput yang kehilangan cangkang di siang hari. Laut pun telah meninggalkan pantai; mereka terpisah sangat jelas dari orang-orang baik.

Semua orang mengetahui dan aku hanya mengulang apa yang telah kita dan dunia pikirkan tentang Jokowi-Basuki. Bahwa tokoh baik masih tersentral pada Jokowi-Basuki. Tokoh jahat terpusat sementara (maaf) kepada Ksatria Penunggang Kuda, Mas Tom, Mbah Mimin, HaTe, Pepo dan terakhir mulai masuk dalam barisan Mas Gatot.

Tokoh baik yang telah berpulang adalah Gus Dur. Disusul tokoh-tokoh lama seperti BBapak j. Habibie dan Ibu Megawati, Buya Maarif, Gus Mus, Bapak Djarot, Bapak Luhut, Kang Dedi, Kang Kamil dan masih banyak lagi. Aku hanya mengambil beberapa sample yang kulihat menonjol dalam penelitianku.

Ada tiga tokoh yang menarik dalam penelitianku yang merupakan lapis kedua ‘orang baik’ yang mendukung langsung dan tidak langsung kepada tokoh baik sentral, yaitu Wiranto, SetNov dan Mahfud. Jangan bereaksi dahulu dengan istilah “orang baik” (aku sengaja beri tanda kutip berarti ada penjelasan). Wiranto dan SetNov ada dalam kelompok “C” sedangkan Mahfud dalam kelompok “T”.

Tentang Wiranto yang begitu setia kepada Jokowi begini. Dahulu aku sempat percaya kata kakakku bahwa Wiranto adalah orang jahat namun eeiring waktu Wiranto telah banyak menunjukkan kepemimpinan yang tidak plin-plan membantu Jokowi. Beliau telah dianggap publik sebagai kawan suka duka bagi Jokowi dan orang baik. Hal ini menghapus pandangan lamaku terhadap Wiranto. Kukira ia orang yang sedang berusaha menjadi orang baik.

Sedangkan proses yang terjadi dalam diri SetNov dalam analisaku sama dengan siklus Wiranto hanya beda pemicu. Kalau Wiranto pemicunya banyak terpengaruh energi baik Jokowi karena berada dalam lingkaran dekat Jokowi sedangkan SetNov pemicunya penyakit. Aku mungkin percaya ia sedang menderita sakit tetapi apakah sakitnya parah aku belum bisa memastikan. Perubahan demi perubahan dalam dirinya menuju ke sesuatu yang lebih baik juga aku percaya dimulai sejak ia terdiagnosa suatu penyakit. Mungkin ia mulai berpikir masa beredarnya akan segera dicabut. Dukungannya kepada Jokowi akhir-akhir ini mungkin dinilai publik ingin mendapat dukungan atas kasusnya tetapi menurutku sepenuhnya tidak benar begitu. Kukira penyakitnya membuatnya semakin sadar dan akhirnya memilih hal baik dalam sisa hidupnya. Mendukung Jokowi adalah hal baik yang bisa ia lakukan karena di dalam hati kecilnya ia tahu “Jokowi orang baik”.

Khusus Mahfud, aku sangat senang sekali. Kurva belajarnya sangat cepat. Nalarnya masih bagus. Mungkin karena ia seorang akademisi. Dulu aku sempat sangat tidak menyangka orang sekaliber Mahfud edan dukung Prabowo di Pilpres 2014. Mahfud memilih mundur sebelum KPU mengumumkan hasil pemilu. Setelah itu Mahfud sama sekali tidak terdengar lagi kabarnya bersama dengan Prabowo sampai detik ini. Kukira Mahfud kalau masih terus terjerumus dalam kelompok Prabowo cs ia akan membayar sangat mahal atas ketenangan batin yang telah ia terima selama ini. Ia pasti akan dicaci maki habis-habisan oleh netizen.

Di lapis kedua untuk pendukung tokoh yang dianggap jahat adalah Anies, Sandi, Yusril, Soeharto, dua perempuan berwajah serem; si Ratna Pait, Zohro peneliti abl-abal, si Dani, Mr. Zonk, FZ, Rijiek, Emak Asma, personil SarapKicogeng, Saracen, deretan pengacara mereka, HTI dan FPI.

Kalau kita memperhitungkan 32 tahun penguasa Orba mengurus negara ini dengan warisan perilaku disiplin yang ia telah berhasil bangun untuk negara ini serta semua kekejian yang ia lakukan dibalik senyumnya, maka sangatlah pantas kita nobatkan dia sebagai “Bapak Terjahat Indonesia”.

Tokoh Yusril aku masukkan dalam kelompok yang belum bisa aku definisikan. Dia agak lain kulihat. Karakter oportunisnya yang sangat besar membuatnya tidak mendapat kelompok dalam penelitianku. Aku sempat menduga ia alien yang ingin menguasai bumi. Ia masuk sebagai tokoh antagonis yang menjijikan dan sangat dibenci masyarakat dalam penelitianku.

Tentang Pak Kumis dari Makasar yang kita cintai dan juga ZH entahlah hanya Tuhan yang tahu isi hati mereka! Mereka sebenarnya adalah kelompok “T” yang tidak berhasil melampaui kurva menjadi orang baik karena kekahwatiran pada suatu hal seperti bisnis dan kekuasaan jangka pendek. Dulu mereka sempat dipersepsikan orang baik tetapi sejak sepak terjangnya mendukung cara sara di Pilkada DKI mereka dianggap orang jahat kini. Dukungan menjadi antipati kepada mereka.

Pembaca bisa saja mengatakan semua ini karena aku pendukung Jokowi-Basuki tetapi aku mau sampaikan sebuah siklus perubahan kesadaran manusia akibat terpengaruh hal baik Jokowi. Maksudku akhirnya orang-orang yang ada dalam kelompok “C” dan “T” tidak tahan dengan energi kebaikan yang terpancar dari Jokowi. Mereka mungkin adalah orang jahat tetapi sadar dan berhasil memilih jalan kebaikan.

Orang yang benar-benar baik itu adalah kalau membandingkan mereka dengan orang baik. Tidak ada manusia yang steril namun orang yang baik adalah orang yang senantiasa terus berjuang untuk menjadi baik sampai akhir hayatnya.

Orang baik atau jahat tidaklah serta merta terjadi begitu saja. Aku percaya seorang koruptor kurang lebih ia pernah menyontek di sekolah. Kita bisa mengadakan penyelidikan komprehensif dengan melakukan wawancara kepada orang-orang yang terkoneksi dengan dirinya. Kita bisa selidiki dari kehidupan sejak kecil tetapi jika dibongkar semuanya pun akan kesulitan menemukan hal tak baik di dalam diri orang yang benar-benar baik.

Ibu Retno Menteri Luar Negeri mengaku sangat senang makan kerupuk dan sulit mengendalikannya. Ia mengaku telah banyak makan ‘minyak’. Dari profil wajahnya dalam penelitianku ia termasuk orang baik, minyak lebih baik dari uang haram. Mudahan ia berhasil dalam ujian waktu.

Terakhir kalau kau membaca istilah “orang baik” dalam tulisan ini maka artikan minimal “berusaha menjadi baik” ketika menemukan seseorang kurang atau belum cukup baik namun ketika membaca “orang jahat” di sini maka pastikan ia memang benar-benar orang jahat!

Catat tokoh-tokoh jahat tidak boleh dikasih peran di bumi Indonesia!

Artikel terkait ini:
Kekacauan Naluri
Sebaiknya bersikap netral atau bijak? Netral bukan selalu solusi.
Pendukung Jokowi-Basuki akan dibanjiri Kelompok “T” yang telah sadar betapa jahatnya lawan.

 

PENTING! SEMUA INFORMASI SITUS DILINDUNGI UU. LIHAT SYARAT & KETENTUAN PEMAKAIAN

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.